news

Rusia tidak akan pernah memulai penggunaan nuklir: Kremlin

June 4, 2020

 

Rusia tidak akan pernah memulai penggunaan senjata nuklir, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengenai kebijakan pencegahan nuklir yang baru dirilis di negara itu pada hari Rabu.

 

Kebijakan yang diumumkan pada hari Selasa menentukan situasi yang dapat membuat Rusia membalas serangan nuklir asing, kata Peskov dalam pengarahan harian.

 

Pada hari Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit tentang dasar-dasar kebijakan pencegahan nuklir negara itu.

 

"Federasi Rusia berhak untuk meluncurkan serangan nuklir baik sebagai tanggapan atas serangan serupa atau dalam hal ancaman terhadap keberadaan negara," bunyi dekrit itu, menekankan bahwa kebijakan itu bersifat defensif.

 

Kebijakan pencegahan nuklir diterbitkan secara terbuka untuk pertama kalinya dalam sejarah Uni Soviet dan Rusia modern, menurut Victor Murakhovsky, pemimpin redaksi majalah Rusia Arsenal of the Fatherland.

 

Rusia memilih untuk menguraikan strateginya untuk menggunakan nuklir pada saat Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) akan berakhir pada Februari 2021 dan Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah (INF) telah runtuh, kata Murakhovsky.

 

Pada saat yang sama, Amerika Serikat dan sekutunya dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara memperkuat kehadiran militer mereka di Eropa dekat Rusia, katanya.

 

Nasib yang tidak pasti dari START Baru dan penghentian Perjanjian INF menimbulkan ancaman bagi stabilitas strategis global, kata Igor Korotchenko, pemimpin redaksi majalah Pertahanan Nasional Rusia.

 

Kebijakan pencegahan nuklir Rusia telah mengirim sinyal ke Amerika Serikat bahwa ada garis merah, dan Rusia menunjukkan kesiapan praktis untuk menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan untuk melintasinya, kata Korotchenko.